Empat kemungkinan bahan sel menurut studi DTI yaitu:
• Unitized stainless steel (unitized stainless steel)
• Tiga potong stainless steel (three-piece stainless steel)
• Amorphous karbon (amorphous carbon)
• Karbon-komposit polimer (carbon-polymer composite)
Tiga potong stainless steel sel banyak dipilih karena diperkirakan memiliki umur pemakaian jangka panjang.
Dalam memasuki abad 21, fuel cell merupakan suatu teknologi yang akan merupakan masa depan dalam pengolahan bahan bakar tertentu menjadi suatu energi yang diperlukan untuk menggerakkan bermacam-macam peralatan.Sebelum suatu teknologi yang baru dapat dipakai secara menyeluruh oleh semua lapisan, baik industri maupun masyarakat secara umum, perlulah diadakan penelitian dan percobaan yang mampu menelitinya dari semua aspek yang ada dan menghasilkan perkembangan-perkembangan yang optimal sehingga dapatlah dicapai hasil yang diharapkan oleh para pemakai.
Fuel cell yang pada saat ini masih merupakan produk harapan untuk masa depan, sebenarnya sudah dikenal cukup lama, tetapi pengembangannya baru dilakukan belum terlalu lama bahkan penggunaannya untuk kebutuhan baru dilakukan secara intensif pada akhir abad 20.Untuk mengaplikasikannya sebagai mesin pengganti, suatu teknologi yang perkembangannya masih baru, tentunya harus dibandingkan secara matang dengan produk-produk yang sudah dikenal, seperti motor bakar, maupun jenis penghasil energi yang lain seperti baterai dan solar cell.
Pemanasan global memiliki korelasi dengan emisi
-->CO2. Emisi dan kenaikan harga energi menyebabkan kekhawatiran manusia. Mengingat hal tersebut merupakan masalah penting, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Salah satu upaya untuk mencapai teknologi bersih adalah menggantikan energi fosil dengan sistem energi terbarukan dan mengembangkan energi non-karbon. Salah satu jenis energi non-karbon adalah sel bahan bakar hidrogen.
Hidrogen adalah bahan bakar terbarukan paling elektroaktif dan ramah lingkungan untuk semua jenis mesin dan fuel cell. Hidrogen dan oksigen di dalam fuel cell bereaksi secara elektrokimia menghasilkan energi listrik dan air. Hasil reaksi hanya air, oleh karena itu fuel cell adalah alat pengubah tenaga yang tidak menghasilkan polutan (zero emission machine).
Hidrogen dapat diproduksi dari air, biomasa dan bahan bakar fosil. Metode produksi hidrogen dari air meliputi proses elektrolisis disosiasi termal dengan bantuan katalis, auto elektrolisis, alkalin dan biofotolisis dengan bantuan mikroalga. Metode produksi hidrogen dari biomasa meliputi metode biologi dan secara kimia. Proses produksi hidrogen dari bahan bakar fosil meliputi proses oksidasi parsial minyak berat dibantu katalis, oksidasi parsial naphta, metana, metanol, steam reforming metanol dan gasifikasi batu bara.
Sumber batu bara di Sumsel cukup besar sekitar 22,24 miliar ton (48% dari total sumber daya batu bara di Indonesia) tersebar di 8 kabupaten yaitu Kab. Musi Banyuasin, Banyuasin, Lahat, Musi Rawas, OKU, OKU Timur, OKI, Tanjung Enim dan Kota Prabumulih. Kualitas batu bara Sumsel umumnya rendah, jenis lignit hingga subbituminous (5000-6500 kkal/kg). (1)